11 oktober 2013,
Aku masih ingat..
Tanggal itulah dan dihari inilah tante/
yang biasa aku panggil mbak melangsungkan pernikahan.
Dan hari ini pula, aku akan diJodohkan
dengan seorang dokter anak dari teman ibuku.
Tapi, walau seorang dokter
Dan ibuku beserta keluarga besarku
mengatakan
“dia sudah dokter.. apalagi manager RS. Dia
cakep, baik, masih muda, udah punya fasilitas lengkap sendiri, keliatan kalo
sabar..”
Tapi,,,Aku tak merasakan adanya
kebanggaan...
Aku sudah beberapa kali bertemu dengannya,
Saat aku mengantar ibuku chek-up ke tempat
dia bekerja.
Tapi, tak ada sama sekali ke-SREG-an dalam
hati ini..
hari itu, kali pertama aku bertemu kedua
orang tuanya.
Dan mereka mengatakan bahwa sudah beberapa
kali bertemu denganku.
Hello..emang kapan..
Mereka mulai berceloteh. Dan aku nggak mau
dengar apa yang mereka celotehkan.
Yang aku tau, saat itu aku kepikiran dengan
Oppa..
Beberapa hari setelah acara itu, orang
tuanya datang lagi kerumahku.
What..?? si anak itu pengen cpet nikah..
Hello.. siapa anda??!!
Kenapa aku kok nggaak mau banget ama dy ya..
Aku mengatakan saja pada budhe/ ibunya dia
kalo aku masih nggak siap nikah.
Aku hanya memberi opsi “kalo mau nunggu ya
monggo, kalo nggak ya silahkan cari wanita yang lebih siap”. Dari jawaban itu,
ada yang salah kah?
Budhe agak sedikit berubah..
Waah waah mungkin Allah udah mulai nunjukin..
Dan perjodohan itu, dianggap batal.
Alhamdulillah..
Tapi, aku harus menjadi anak yang g
berbakti ma ibu.
Dari setelah kejadian itu, ibu marah besar
padaku.
Selain itu, aku juga merasa bersalah..
Karna hubungan ibuku dengan budhe itu
sekarang agak renggang..
Ditambah, ibuku malu banget sekarang ama
keluarga budhe..
Ya Allah,.. seberapa besar dosa yang telah
aku perbuat..
Aku telah melukai hati seorang ibu..
Tapi beberapa hari setelah itu, syukurlah
kemarahan ibuku mulai mereda..
ibuku mulai menanyaiku “mbak ini maunya
gimana toh? Kemarin udah bikin ibu malu.
Toh ya kenapa sih ama maz B itu..??
keliatan udah enak, sabar, n ibadahnya y rajin.”
Agak takut aku Cuma ngejawab : maaf bu...
Sedikit demi sedikit aku menjelaskan.. dan
ternyata ada hikmahnya juga dibalik ini.
Coba kalo aku ngejawab mau nikah, ntah apa
yang akan terjadi nanti..
Sekarang aja budhe/ ibunya mz B udh seperti
itu.
Apa lagi nanti saat aku udah jadi
menantunya..?
Dan 1 kalimat yang membuat ibuku rada
sedikit emosi
“lagi pula ya, ada seseorang yang sedang
kunanti.”
Ibuku balik nanya: “siapa.?? Anak mana? Udah
pernah kesini?”
“hhmm ada lah.. belum sama sekali. Ya sesekali
aja, tapi nggak pernah menginjak masuk rumah. Paling Cuma pinjem buku aja.” Jawabku.
Aku justru kaget saat ibuku berucap
“ya itu terserserah mbak lah. Ibu kan
pernah bilang, kalo udah ibu bilang mbak waktunya nikah, ya mau nggak mau apa yang
kamu karepin harus di stop. Menanti lah atau apalah..”
Aku sedikit lega..
Seandainya Oppa merasakan hal yang sama,,
Ya Allah,, aku hannya berharap..
Jika emang Oppa untukku, tolong gerakkan
hatinya,
Bukakan jalan fikirannya agar mau datang
menjemputku sebelum ibuku mencarikan calon suami untukku..