Halaman

Jumat, 08 November 2013

11 oktober 2013

11 oktober 2013,
Aku masih ingat..
Tanggal itulah dan dihari inilah tante/ yang biasa aku panggil mbak melangsungkan pernikahan.
Dan hari ini pula, aku akan diJodohkan dengan seorang dokter anak dari teman ibuku.

Tapi, walau seorang dokter
Dan ibuku beserta keluarga besarku mengatakan
“dia sudah dokter.. apalagi manager RS. Dia cakep, baik, masih muda, udah punya fasilitas lengkap sendiri, keliatan kalo sabar..”
Tapi,,,Aku tak merasakan adanya kebanggaan...

Aku sudah beberapa kali bertemu dengannya,
Saat aku mengantar ibuku chek-up ke tempat dia bekerja.
Tapi, tak ada sama sekali ke-SREG-an dalam hati ini..

hari itu, kali pertama aku bertemu kedua orang tuanya.
Dan mereka mengatakan bahwa sudah beberapa kali bertemu denganku.

Hello..emang kapan..

Mereka mulai berceloteh. Dan aku nggak mau dengar apa yang mereka celotehkan.
Yang aku tau, saat itu aku kepikiran dengan Oppa..

Beberapa hari setelah acara itu, orang tuanya datang lagi kerumahku.
What..?? si anak itu pengen cpet nikah..
Hello.. siapa anda??!!

Kenapa aku kok nggaak mau banget ama dy ya..
Aku mengatakan saja pada budhe/ ibunya dia kalo aku masih nggak siap nikah.
Aku hanya memberi opsi “kalo mau nunggu ya monggo, kalo nggak ya silahkan cari wanita yang lebih siap”. Dari jawaban itu, ada yang salah kah?

Budhe agak sedikit berubah..
Waah waah mungkin Allah udah mulai nunjukin..

Dan perjodohan itu, dianggap batal.
Alhamdulillah..

Tapi, aku harus menjadi anak yang g berbakti ma ibu.
Dari setelah kejadian itu, ibu marah besar padaku.
Selain itu, aku juga merasa bersalah..
Karna hubungan ibuku dengan budhe itu sekarang agak renggang..
Ditambah, ibuku malu banget sekarang ama keluarga budhe..

Ya Allah,.. seberapa besar dosa yang telah aku perbuat..
Aku telah melukai hati seorang ibu..

Tapi beberapa hari setelah itu, syukurlah kemarahan ibuku mulai mereda..
ibuku mulai menanyaiku “mbak ini maunya gimana toh? Kemarin udah bikin ibu malu.
Toh ya kenapa sih ama maz B itu..?? keliatan udah enak, sabar, n ibadahnya y rajin.”

Agak takut aku Cuma ngejawab : maaf bu...
Sedikit demi sedikit aku menjelaskan.. dan ternyata ada hikmahnya juga dibalik ini.
Coba kalo aku ngejawab mau nikah, ntah apa yang akan terjadi nanti..
Sekarang aja budhe/ ibunya mz B udh seperti itu.
Apa lagi nanti saat aku udah jadi menantunya..?

Dan 1 kalimat yang membuat ibuku rada sedikit emosi
“lagi pula ya, ada seseorang yang sedang kunanti.”
Ibuku balik nanya: “siapa.?? Anak mana? Udah pernah kesini?”
“hhmm ada lah.. belum sama sekali. Ya sesekali aja, tapi nggak pernah menginjak masuk rumah. Paling Cuma pinjem buku aja.” Jawabku.

Aku justru kaget saat ibuku berucap
“ya itu terserserah mbak lah. Ibu kan pernah bilang, kalo udah ibu bilang mbak waktunya nikah, ya mau nggak mau apa yang kamu karepin harus di stop. Menanti lah atau apalah..”

Aku sedikit lega..

Seandainya Oppa merasakan hal yang sama,,


Ya Allah,, aku hannya berharap..
Jika emang Oppa untukku, tolong gerakkan hatinya,
Bukakan jalan fikirannya agar mau datang menjemputku sebelum ibuku mencarikan calon suami untukku.. 


Senin, 04 November 2013

Dibatas waktu

oh Tuhan..
maafkan aku,,maafkan aku yang nggak bisa memalingkan hatiku untuk oppa..

aku bingung harus menuangkan uneg-unegku ke siapa lagi..
biasanya, d FB. tp, mgkin malah terlihat lebay.. karna FB selalu ramai pengunjung..
d FB sdah nggak, aku pilih twitter sbagai pelampiasan segala uneg-uneg-ku. timeline di twitter selalu bertambah dan itu membuat statustu menjadi tertutup bila banyak temen-temen yang ngetwit.. :)
tp, skr justru merasa tidak bebas.. huuft..

yah setelah beberapa saat nggak ngeblog, jadi inget.. mending curhat di Blog aja.. :)
dan yang ngebaca pasti nggak bakal kenal..

saat ini, mengapa aku teringat akan oppa?
memang, beberapa waktu kemarin, ku sibukkan waktuku untuk melakukan hal-hal yang menunjang skripsiku..
tak bertemu oppa, mwmbuatku serasa sedikit lebih tenang. mungkin aku sudah bisa mengikhlaskan oppa..

waktu ke waktu aku lalui.
tapi, disaat oppa sudah jarang nampak, kenapa aku justru bingung??
rasanya, aku ingin melihatnya..

tentang saat itu, aku tidak melupakannya..
tentang perkataanku, aku masih belum menghilangkannya..

mengapa penantian itu masih berlanjut..??
bahkan aku tau.. oppa sudah memiliki pilihan lain, yang mungkin seseorang pilihan orang tuanya atau seseotang pilihan hatinya sendiri.
but Why...why..why..?? hati ini seolah merasa tegar untuk menanti..
aku juga nggak abis pikir sama hati ini..
jelas-jelaaass, oppa juga selalu cuek ma aku..

Tuhan... Tolong sampaikan rindu ini untuknya..

penantian sampai batas waktu...


Selasa, 10 September 2013

inspirasiku

Oppa,,
Mencintaimu,, mengajariku banyak hal..
Mungkin karena sulitku untuk dapat lebih mengenalimu, mungkin sulitnya diriku untuk menebak perasaanmu, dan mungkin sulitnya diriku untuk meluluhkan hatimu..
Semua itu, membuatku menjadi banyak belajar.
Belajar untuk sabar, belajar untuk ikhlas, dan belajar untuk menjadi lebih baik lagi.

Tentangmu, aku banyak sekali belajar..

Belajar melatih kesabaranku, kala aku...
Sabar.. yaah,, aku berusaha sabar untuk apapun yang aku rasakan. Sabar untuk menahan cemburuku, yang ku tau kau selalu dikelilingi oleh wanita-wanita cantik. Sabar untuk menghadapimu yang selalu menampakkan sikap yang berbeda-beda setiap kita bertemu. Kadang kau sangat care padaku, kadang kau berubah menjadi agak masam padaku..
Untuk kesabaranku menghadapimu, membuatku sabar untuk menghadapi segala hal baik itu untuk disekelilingku maupun rohaniku.

Belajar melatih keikhlasanku,..
Awalnya, mungkin aku seorang wanita yang labil. Terkadang, tingkat emosionalku mendadak naik jika apa yang ada di sekitarku tak seperti yang aku harapkan. Namun bila mengingatmu, tak jadi ku keluarkan rasa sebalku. Seketika, senyuman kecil di bibirku bertanya aneh pada hati dan fikiranku. Kok bisa seorang Oppa membuatku gagal untuk ber-emosi..

Belajar melatih diriku untuk menjadi lebih baik lagi..
Tentang akan dirimu, selalu membuatku untuk selalu berbuat yang terbaik dan terbaik lagi.
Kaulah inspirasiku dikala aku sedang down, Dikala aku sedang sedih, dan dikala aku sedang malas untuk mngerjakan dan menyeleseikan sesuatu.. mengingatmu, aku harus bangkit dan mengatakan “BISA”.

Tentangmu, kesedihan dan kebahagiaanku menjadi satu..

Aku bahagia saat kau memperlakukanku lembut, dan seketika aku sedih. Aku takut sikap lembutmu tak dapat kurasakan selalu karena “siapa diriku ini?”

Aku bahagia kala itu saat berada dalam 1 lempitan jas hujan bersamamu untuk berteduh. Tapi, apakah kau merasakan hal yang sama sepertiku di kala itu..??

Aku bahagia, kala itu aku berdebat denganmu tentang apa yang kau miliki sama seperti favorit orang tuaku, padahal aku mengelak apa yang kau miliki kala itu bukan seperti favorit orang tuaku. Dan untuk membuktikannya, keesokan harinya kau lagsung memakai apa yang menjadi favorit orang tuaku. Taukah kamu? Kala itu perasaanku bercampur menjadi 1. Bahagia, bertanya-tanya..

aku sedih, kala itu kau terlihat murung dari awal acara hingga akhir acara. Saat itu, hatiku seperti tersayat. Ada apa denganmu? Rasanya aku ingin disampingmu untuk menghiburmu. Tapi apa dayaku? Aku tak ingin yang lain mengetahui tentangku. Namun, aku sedikit lega saat kau mulai tersenyum di ahir acara..

aku bahagia, kala kau mengirimiku pesan sampai 4 karakter untuk meminta maaf padaku. Padahal aku tak pernah menganggapmu salah.. justru aku yang takut bila aku bersalah padamu..
aku takut kau membenciku. Aku takut kau menjauhiku..

tentangmu, mampu membuatku berani. Berani melakukan apa yang membuatku takut selama ini.. berani megungkapkan pendapat dan berargumen..


ku harapa, tak akan ada yang pernah berubah darimu Oppa... ^-^




Jumat, 30 Agustus 2013

seperti air mengalir

Oppa,,
Entah mengapa, rasaku terhadapmu tak seperti kemarin-kemarin lagi.. mungkin karna kita tak pernah bertemu..
kemarin-kemarin, rasanya dadaku hampir setiap detik merasakan sesak karna wajahmu selalu menghantui fikiranku.

Bila aku sedang asik-asik bermain melupakan sejenak tentang semuanya, dan aku merasa bahagia saat berkumpul bersama keluarga, sahabat-sahabatku, tapi seketika kamu seolah berdiri tepat di depanku, seketika itu pula aku langsung marasahan sakit di dada –perasaan tak nyaman-. Aku mencoba terus menghilangkanmu dari hadapanku karna aku ingin bersenda dengan semua, tapi kamu nggak bisa pergi sampai beberpa waktu kemudian barulah aku bisa tenang. Kenapa sih.. ada apa tentangmu?!!!

Tentangmu, namamu,, bila seseorang menyela tentangmu, selalu saja aku mrasa sakit di dada. Tentangmu, selalu membuat perasaanku mendadak drop seketika diimbangi perasaan yang tak nyaman. Aku tak tau, mengapa bisa sampai sebegitunya?!!
Padahal jika ketemu kita justru biasa saja seolah tak kenal.

Kemarin, kenapa hatiku tak nyaman bila melihat kamu dengan yang lain. Padahal, tak ada hubungan apapun diantara kita.

Kemarin, aku langsung drop bila mendengar tentangmu yang katanya sudah memiliki kekasih. Padahal, kita juga kadang tak pernah bersapa bila lagi kumpul-kumpul..

Kemarin, rasanya aku ingin menghindar bila melihat kamu jalan bareng ama cewek apalagi cewek itu pernah suka ma kamu. Padahal, aku ini siapa Kok malah snewen di dalam hati?!!
Yaaah, kembali lagi ke kata-kata ikhlas. Mungkin saat itu aku belum bisa memahami ikhlas yang sesungguhnya.

Tapi kini,,,...
Rasa sakit dan tak nyaman, rasa snewenku, rasa cemburuku justru berkurang. Yang Rasa kepikiran tentang kamu teruspun, saat ini mulai jarang menghantui fikiran dan perasaanku.
Dan juga sesekali bila bertemu denganmu, sekalipun aku melihat -kau sedang enjoy bersama cewek lain, rasa sakit di dada ini sedikit demi sedikit menghilang..
Kuharap, aku telah mengikhlaskanmu..

Aku berfikir,, apakah aku sudah tak cinta? Apakah aku sudah tak sayang?
Tapi ternyata bukan itu.. mungkin karena aku sudah sangat jarang melihatmu dan akupun sibuk untuk mengejar titleku..
Bukan karena pria lain ataupun karena siapa.... mungkin hatiku lebih ingin mengistirahatkan tentang rasa sukaku padamu. Sementara, lebih nyaman menjalani hidup tanpa perasaan suka terhadap siapapun. Aku mengukuti arus aja kemana ia akan membawaku... 

Ini pula yang selalu membuat aku aneh dan bertanya-tanya pada diriku sendiri..
Kenapa justru aku masih mau menunggu kamu..??
Hehe kembali lagi, ikuti sajalah kemana air mengalir...
Entahlah,, bila saatnya sudah Tuhan menenentukan dan kamu sudah dengan yang lain,yaa itu memang sudah takdir..

atau mungkin waktuku sudah habis tuk menunggumu,,
Habis menunggu, karena orang tuaku pada dasarnya yang ingin menentukan labuhan hatiku kelak, aku akan terima untuk kebahagiaan mereka... 

Aku pernah mengatakan pada ortuku bahwa aku sedang menanti.. aku bahagia saat mereka nengatakan "iya boleh" walaupun itu dengan syarat "sampai batas waktu umurku untuk berhenti menanti".. 
Tapi kini, ku dengar kau sudah memiliki seorang kekasih dan calon.. mungkin aku harus bangun dari tidur panjangku.. 

ada beberapa cow yang berusaha deketin aku.. 
bahkan seseorang yang ortuku mau.. gak lain anak tmen ortuku yang lebih segalanya dari kamu,.
aku malah ga tertarik.. mungkin hatiku yang gak sreg..

aku mau, tuk menantimu oppa..

tapi kenapa..kenapa..kenapa hati ini masih mau menantimu..??
aku justru bingung kenapa hatiku sebegitu maunya buat nunggu kamu..??!!

tp nanti, jika waktuku sudah habis mungkin aku memang harus nurut ortuku.. ku titipkan saja hati ini pada mereka. merekalah yang lebih berhak kemana dan untuk siapa hati ini tertuju.. 
aku hanya tak ingin membuat mereka kecewa..



Sabtu, 13 Juli 2013

ikhlas

Ya Allah,
Apapun yang telah Engkau rencanakan untukku,
Tolong Berikan keikhlasan diHatiku untuk menerima semua takdirmu..
Hamba punya banyak keinginan tapi tetap Engkau yang menentukan..
Semua takdirMu adalah mutlak..!
Semua takdirmu nyata..!
Dan semua takdirrMu adalah yang terbaik dan hamba yakin itu.
Namun ya Allah,,
Kali ini hamba punya harapan yang besar padamu.
Hamba titipkan hati ini padamu.
Hati yang dalam keadaan mengharap kebahagiaan dunia dan akhiratmu.

Ini bukalah KEGAGALAN,,
Kekecewaan yang sedang hamba rasakan sudah menjadi jalan dariMu.
Apalah yang perlu hamba risaukan,
Yang hamba Tau adalah mencintaimu dan mencintainya..
Namun, selalu sikap keacuhan yang terlontar diantara kami berdua.

Ya Allah,,,
Tolong ampunilah dia yang telah memutus silaturahmi kami,
Tolong ampunilah dia atas segala kesalahan yang dikarenakan olehku..
Ya Allah,
Tolong ampunilah dia karena tidak menghargai cinta ini..
Dan tolong ampunilah dia karena hamba menyayanginya..
Hamba tak ingin gara-gara luka dan kekecewaan dihatiku ini menghambatnya menuju surgaMu..
Berikan hamba KEIKHLASAN ya Allah..
Hamba tak ingin diakhirat kelak ia menunggu maaf dariku..
Karena aku telah memaafkannya sejak dari dulu..
Sesungguhnya, semua kesalahannya terletak padaku, bukan padanya..
Maka tolong Ampunilah dia ya Allah..

Wahai Allah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau..
Hamba Tau Engkau tak pernah tidur, dan yang selalu mendengarkan semua do’a-do’aku,,
yang menghitung setiap tetes air mataku yang menangisinya setiap malam..
Maafkanlah hamba ya Allah,
Hamba sangatlah mohon maaf, jikalau hati ini mencintainya yang belum halal bagi hamba..
Dan bahkan mungkin ia tak akan pernah menjadi halal..

Ya Allah ya Rabbi..
Mungkinkah ini jawaban atas segala do’a2ku selama ini,,?
Mungkinkah keyakinanku padanya selama ini salah,,?
Mungkinkah hati yang kujaga selama ini tidak pada orang yang tepat,,?
Dan ataukah semua kesetiaanku untuk menantinya, hanyalah akan dia-sia,,...

Ya Allah,
Jujur sesungguhnya jauh di dalam hati hamba masilah berharap,,
Agar Engkau mengabulkan do’aku yang ku panjatkan selama ini..
Namun,, di atas semua ini.. Hanya Engkaulah yang lebih Tau apa yang terbaik untukku,,..
Aku pasrah akan hidup dan matiku ini hanya padaMu ya Ilahi Rabbi..

Ya Allah,,
Jika dia jodohku, dekatkanlah kami, satukanlah hati kami, berikanlah cinta kasih antara kami,,
izinkanlah kami bersama-sama meningkatkan keimanan kami pada-Mu, dan pertemukan kami dalam naungan sucimu, serta jodohkan pula kami di Akhirat kelak..
Namun ya Allah,,
Jika dia bukan jodohku, hapuskan dia dari hatiku ya Allah.. tolong bawa dia jauh dari pandanganku, bimbinglah hamba dari kekecewaan dan tolong jodohkanlah hamba dengan seseorang yang lebih baik darinya..
Karena Sesungguhnya, Engkau Maha Mengetahui segala Apa yang Tidak Hamba Ketahui..
Amin.....

Kamis, 23 Mei 2013

Terima Kasih Ibu


tak tahu harus berkata apa aku ini.. yang jelas, aku senang-bahagia-gembira..wah sama aja yaah.. hehe
bila diibaratkan Es batu, mungkin Es itu Telah mencair. sama aja dengan hati ibuku. sekarang, aku lega sebab ibuku memberiku kelonggaran untuk apa yang aku inginkan.
awalnya aku takut untuk membahas tentang masalah ini terhadap orang tuaku, apalagi ibuku. mengingat ibuku yang pernah ingin sekali menjodohkan aku dengan seseorang yang akan dipilihnya kelak, sekarang aku tak usah lagi galau akan itu :)

Namun, kelonggaran itu ada waktunya.. Tak apalah, yang penting aku lega.

saat ibuku tengah berdua dengan adikku, aku langsung ikut aja nimbrung. kami membahas tentang semuanya. bercerita kesana-kemari dan membicarakan akan soal adikku yang saat ini tengah dekat dengan seorang wanita. terlihat lepas sekali tawa kami saat mendengar celoteh curhatan dari adikku. dalam hati, aku telah mempersiapkan bahwa aku akan membahas tentang apa yang udah ngebuat aku merasa tak nyaman akhir-akhir ini, yaitu "perjodohan". 
momen itu emang pas banget. setelah adikku yang curhat, barulah giliranku yang curhat. aku hanya bertanya, apakah harus tentang perjodohan itu?. namun ibuku hanya menjawab 'ya begitulah'. aku hanya ber-dehem.. 
saat itu, aku dag-dig-dug. takut. 
akhirnya dengan modal keberanian dan nekat, akupun bercerita bila aku sedang menanti sesuatu yang tak ingin ku tinggalkan dahulu. 
ibuku hanya mengernyutkan dahi, seolah tak faham akan perkataanku. dan aku pun memperjelas jika aku memiliki sebuah penantian yah walau belum jelas tentangnya, dengan alasan aku juga ingin melanjutkan bekerja dulu setelah aku kuliah. 
ibuku tak cepat menjawab kata-kataku. beliau diam sesaat dan menanyakan apa alasanku hingga aku tak ingin cepat dijodohkan. dan akupun menjawab apa adanya tentang "aku sedang menanti seseorang yg sedang Allah sembunyikan, dan saat ini mungkin seolah tak kenal tapi aku berharap suatu saat seseorang itu akan mendekat dan memperkenalkan dirinya".
saat itu, ibuku hanya tertawa. waah, dalam hatiku aku hanya berseruh pasti dimarahi.
namun, aku salah. Ibuku justru malah mengijinkanku untuk menanti apa yang sedang aku nanti.

namun pas ditanya sampai kapan aku akan menanti, aku hanya menjawab sampai tiba saatnya. 
dan ibuku menjawab "ok, mbak bisa menunggu. tapi sampai saat waktu yang udah ditentukan dan penantian itu  sia-sia". dan aku hanya bisa menjawab "iya.."


Tuhan,, terima kasih telah merubah hati ibuku sehingga aku diperbolehkan untuk bisa menunggu sesuatu yang telah kuyakini..

Tuhan,  tolong berilah yang terbaik untukku.
dan apapun keputusanmu kelak semoga akan selalu menjadi "Happy Ending" untukku :)

Senin, 20 Mei 2013

saranghaeyo


saranghaeyo oppa.. saranghaeyo...

Those are the words that i can say just in my heart...
The first time I entered my faculty, i felt falling in love to a boy who is in the same class with me. I always nervous. But I just keep silent pretending nothing happen if I’m with him and my friends. I don’t have any brave to express my feeling to anybody. I don’t want our relationship broken. I just express what I feel in my a little diary..
He is the boy who I ever told you in my previous "perjuanganku, hasil terbaikku". I saw him the first time when we studied together in SSC. I still remember him. But, will he remember me??? I hope so...
OPPa,,,, I always call him with Oppa (which means brother in Korean). I just have to be patient with everything. He pretends to be cool, ignorant, and it makes me hurt. But it’s OK, since i never express my feeling to him. I’m hurt, but I must be patient.
Since 2009 until now, I can’t omit him from my heart and my thinking. Sometimes he hurt me, but sometimes he also make me happy. I ever think “what is my mistake??”

I ever felt down, very very down when i heard that one of my friends like him. I always want to cry. That time I’m afraid that he will be her boy friend. Because i know they are the same. Both of them are smart, Oppa is handsome and she is beautiful.  both of them are kind and  they are from rich families, too.
as time goes by, that news disappear. But i don't know about feeling how of them. oppa look dislike her. but, anyone who knew oppa's feeling to her. until now, that always be question for me but that never missed.

whatever happens, i just must be sincere if oppa for her. 

One day, Oppa was very kind to me. I don’t know. What I know that it makes me flying on the sky. But maybe it is just my feeling. Because he is always kind to anybody.
PHP(giving the false hope). Is he just PHP?!! I don’t Care. Whatever..

One day, I ever share to my friend. I choose her because my other friends often share to her. In the class she is very talkactive. I told her that i like him (oppa). But, WHAT HAPPEN?! SHE TOLD MY SECRET TO MY FRIENDS. AND NOW, MY LOVE TO OPPA BECOME THE GENERAL SECRET.

Since that time, Oppa’s attitude changes. Anytime we meet, I always hurt. But I must be patient.
To avoid my friends, I pretend nothing happen although I want to be Angry and Cry.

There are two boys approach me. They are in the same class with me and Oppa. I just think that they are my brothers. But I’m confused when they told me that they like me and want me to be their girl.
I told them that They are just my brothers. But one of them always visit me. And it’s makes me uncomfortable. So, I decide to receive  him to be my boy.
That time, I think that I’am very Cruel. Although I recieve him, but there is only oppa in my heart. I don’t like him. Though just a little, I don’t.  One week, 2 weeks, until 4 weeks, i try to remember him in my heart. But, this is NOTHING...!!. I CAN”T CHANGE OPPA with him in my heart.
My parent’s also disagree with our relationship. So, I just ask him to be my friends.

My parents never permit me to make a date. They want me to study. So, I can graduate quickly.
My mother ever advise me that I must not think about my mate. It is my parents business. They have arranged it for me.
That time, i really want to cry. So, “what about OPPA if one day my parents still arranges my mate??!!
BUT  i’ll struggle for my Love.

And now, if I remember when I express my felling to Oppa, I often smile. How can’t i smile? Becouse I express it to him directly. But that time i don’t want to heve him. I just express it. Because i can’t keep my feeling for a long time myself. And I know that our way is still a long way.
Sometimes, I feel sad because he said that he had another choise. But i’m satisfied because i have expressed my feeling.
Apparently, my feeling CAN’T STOP  that time. Oppa’s name is always in my heart. Although anytime we meet, he often hurt me.

About Oppa, I don’t know until when i’ll keep him in my heart. One thing that I know, I can’t omit it.
Maybe I just will wait until the time come when Allah decide it... 

Rabu, 15 Mei 2013

Nenekku "guruku"


Aku merenung, Mengingat kembali masa-masa kecilku. Masa dimana aku dirawat dan dibesarkan tanpa tangan kedua orang tuaku sendiri. Sejak kecil, aku udah tinggal bersama eyang kakung dan eyang utiku. Karna akulah cucu yang dapat menemani kesepian bagi mereka, dikala anak-anak dari budheku udah dewasa semua. Sehingga kakek dan nenekku memintaku dari kedua orang tuaku. Walau aku tak dibesarkan langsung oleh kedua orang tuaku, aku sangat bersyukur. Eyang kakung dan eyang utiku tak menganak emaskan aku. aku di didik selayaknya anak-anak seperti yang lainnya. Sering kali aku diomelin oleh Eyang utiku karna aku suka melakukan hal-hal yang seharusnya gak kulakukan. Tingkahku yang nakal dan suka main lupa waktu hingga mandiku menjadi telat dari waktu yang telah ditetapkan eyang utiku. Pada saat itu, rasanya aku g betah karna didikan eyang utiku yang menurutku kayak orang belanda. Yah, utiku emang disiplin, dan mungkin terlewat disiplin. Banyak sekali aturan-aturan yang harus ditaati. Apalagi, aku seorang cewek. Utiku pernah mengatakan bahwa 

“wanita itu seperti gelas kaca yang benar-benar harus dijaga, dan jangan ada retak ataupun ada goresan setitikpun. Jika wanita melakukan 1 kali kesalahan walau kesalahan itu tak berat, orang-orang udah memandang cacat atau bahkan mencibir. Berbeda dengan laki-laki, jika mereka berbuat 1000 kali kesalahan yang berat sekalipun, orang-orang hanya tertawa saja dan tak pernah memandang cacat sedikitpun laki-laki itu”. 

Dari ucapan tersebut, aku hanya mengiyakan. Karna usiaku yang masih 13 th, sama sekali tak memahami kata-kata utiku. Selalu aku merenung akan kata-kata eyang utiku.
Sesekali kedua orang tuaku menengokku. Karna pekerjaan orang tuaku yang tak memungkinkan tuk menengokku setiap saat, mereka hanya dua kali dalam seminggu menengokku. Apa lagi sejak adikku lahir, orang tuaku hanya sekali dalam seminggu menengokku. Selain itu, tempat kerja orang tuaku jauh dari ruman eyang utiku dan untuk perjalanannya saja butuh waktu 5 jam. Saat ibuku datang, aku bahagia banget. Dan aku selalu mengadu akan apa yang aku alami, sering diomelin utiku, main nggak boleh lama, bahkan dalam makan dan hal sekecil apapun pasti ada aturannya. Selain itu, tugas-tugas yang harus dikerjakan cewek sanyat banyak. Tapi, ibuku hanya menertawakan aduanku saja. iiigh, aku sebel dan bertanya-tanya. Setiap aku mengadu, ibuku selalu menjawab dengan senyuman: “suatu saat kalo mbak udah dewasa, pasti tau sendiri J”. Huuft, yang maunya aku mendapatkan solusi, justru bingung yang ku dapatkan. Aku tak heran karena ibuku dulu juga mengalami hal yang sama dengan aku.
Berjalannya waktu dan usiaku dimana aku harus melalui hari-hari dengan aturan-aturan yang menurutku itu kuno, membuatku hanya diam dan melakukan saja aturan-aturan eyang utiku. Hingga pada saat aku berumur 15 tahun, eyang utiku terserang stroke. Dan saat itu, aku merasa ada yang kurang dalam hidupku. Aku merasakan kesepian akan titah dan omelan utiku. Selama utiku stroke, aku yang merawatnya, dibantu dengan tanteku yang kala itu sudah menduduki bangku kuliah. Setiap kali aku menyentuh badan eyang utiku, aku selalu ingin menangis. Dulu setiap eyang utiku menasehatiku, sekalipun aku tak boleh menatap matanya langsung. Jika aku menatap matanya langsung, yang ada beliau justru tambah marah. Sebab tak sopasn sekali bila menatap mata orang yang lebih tua jika memberi nasehat. Tapi sejak utiku stroke, beliau tak pernah marah bila aku menatap langsung mata beliau. Yang ada, aku ingin menangis bila menatap dan berbicara pada beliau. Setiap aku berbicara, beliau hanya diam dan menatapku dengan penuh arti seolah ingin membalas pembicaraanku, namun nggak bisa.
3 tahun telah berlalu, dan aku menduduki bangku kelas 3 SMA. Pagi itu tepat saat hari minggu, seperti biasa setelah eyang utiku dimandikan, aku menyuapi eyang utiku. Namun saat itu, eyang utiku tak sekalipun mau mengunyah buburnya. Aku tak menyadari bahwa suapan ketigaku, eyang utiku udah nggak ada (meninggal). Aku menepuk pipi eyang utiku, dan sekalipun eyang utiku tak mau mengunyah. Biasanya, setiap aku menyuruh agar eyangku mau menelan buburnya, selalu eyangku mengedipkan mata dan mengangguk. Namun, saat itu tepukan tanganku di pipi eyangku, tak membuat mata eyangku berkedip. Aku bingung, ada apa?!! Akhirnya aku mengambil lagi makanan yang ada di dalam mulut eyang utiku. Aku mengoyak-ngoyak badan eyang utiku. Tapi tatapan eyang utiku udah kosong dan hanya pada 1 arah. Saat itu, aku bener-bener bingung. Aku memanggil-manggil tante dan eyang kakungku. Aku menempelkan pipiku di atas perut eyang utiku, namun tak ada tanda perut eyangku kembang kempis. Telunjukku aku tempelkan di hidung eyang utiku, namun tak ada angin yang berhembus dekalipun dari dalam hidungnya. Saat itu, dadaku benar-benar sesak, ingin menangis tapi air mata nggak bisa keluar. Tanteku panik dan memanggil dokter yang memang menangani eyang utiku dari awal. 
Semua anggota keluargaku sudah berkumpul di dekat eyang utiku. Aku masih memeluk eyang utiku. Aku marah saat itu aku marah. Karna dokter mengatakan eyangku udah meninggal. Aku tak percaya, aku menangis sejadi-jadinya di pelukan eyang utiku. aku menghela tarikan ibuku yang menyuruhku untuk bangkit dari badan eyang utiku. Saat itu, aku benar-benar merasa kehilangan. Ingin rasanya aku teriak, aku ingin eyang utiku kembali. Tapi, itu nggak akan mungkin. Walaupu hari udah lewat 40 hari sejak sepeninggalnya eyang utiku, aku tetap aja ngrasa sakit di hati. Aku kesepian walau banyak sanak keluarga di sekelilingku saat itu. Setiap kali aku memandang tempat tidur eyang utiku, aku merasa eyang utiku masih saja berbaring disitu. Selalu saja aku g tahan kalo inget akan semuanya. Air mata selalu aja g bisa aku tahan. Ibuku merasa khawatir jika aku tetap dirumah eyangku, ditakutkan aku nggak bisa fokus ke pelajaran. Mengingat aku udah kelas 3 SMA dan harus giat belajar untuk UNAS nantinya. Dan akupun disuruh untuk tinggal di rumah orang tuaku saja yang sudah dibeli sejak aku kelas 5 SD, Namun saat orang tuaku baru membeli dan menyuruhu untuk pindah ke rumah itu, aku justru lebih memilih untuk tinggal bersama eyang kakung dan utiku. Karna percuma, rumah itu hanya dihuni oleh emak-orang yang udah ikut orang tuaku semenjak ayahku masih bujangan.  
Saat ini, usiaku telah beranjak dewasa dan mungkin udah bukan remaja lagi. Dengan umur kepala 2, aku sadar betapa berharganya nasehat-nasehat eyang utiku.

Aku Kangeeen EYANG...

walaupun do’a yang ku kirim untuk beliau di setiap panjatan do’aKu, Rasanya tak dapat menebus semua kesalahan-kesalahan yang ku perbuat dulu, yang mana aku bandel dan suka bukin eyang utiku marah.
Sekarang, Aku hanya bisa melakukan semua perintah dan nasehat-nasehat yang pernah beliau berikan padaku dengan baik. Dengan itulah, aku akan merasa eyang utiku selalu bersamaku dan dekat denganku. Walau kadang aku merasa ingin menangis setiap saat mengingat eyang utiku.

Senin, 11 Maret 2013

DAN GELAS KOSONG ITU TELAH TERISI


BINTANG-BINTANG KECIL mulai berbisik..
Entahlah,, apakah aku harus mendengarnya?? Ataukah justru sebaliknya, harus aku abaikan..??

Tak mungkin bisa ku abaikan..
Bagaimana bisa aku abaikan?!! Jika bisikan itu selalu menjadi beban dalam hati dan fikiranku..

Bintang-bingtang membisikkan bahwa
“Gelas Kosong itu telah terisi..!!”
“Rumah itu Telah berpenghuni..!!”

Tak tahukah dia? Bahwa dengan bisikannya itu, akan ada hujan deras turun, dan mungkin tanpa henti.

Aarrggh,, dadaku serasa penat dan sesak..
Mungkin aku memang pengecut.
Ya.. Aku memang pengecut..!
Sejak awal, aku hanya diam memandangi gelas kosong itu. Padahal, ingin sekali aku menuangkan air dalam gelas itu.
Sejak awal, aku hanya diam berdiri di depan rumah kosong itu. Padahal, ingin sekali aku memasukinya.

“AKU HANYA MENANTI WAKTU YANG TEPAT SAJA UNTUK MENGISI GELAS KOSONG ITU, ATAUPUN MEMASUKI RUMAH KOSONG ITU”
Begitulah prinsipku.

Namun semua tak seperti dengan apa yang aku fikirkan.
TERLAMBAT..
Dan mungkin aku memang TERLAMBAT.

Tapi, APA BENARKAH semua itu..??!!!

Jika memang benar,
Apakah sebuah keyakinan yang aku miliki dan ku simpan rapat-rapat, haruskah musnah begitu saja..??!!
Dan  Apakah aku harus mengikhlaskannya..??!!

Padahal, dengan sabar aku menunggu..dengan sabar aku diam..
Diamku, bukan berarti aku diam tanpa arti. Namun diamku, aku lakukan tuk mengumpulkan hal yang baik dan indah. agar tak hambar saat aku menuangkan isi dalam gelas kosong itu, ataupun memasuki rumah kosong itu.
 
Aku hanya tak ingin menuangkan air biasa dalam gelas itu. Aku mencari,, mencari dan terus mencari agar aku bisa menuangkan madu juga dalam gelas itu.
Aku juga hanya tak ingin memasuki rumah kosong itu dengan tangan kosong dan seorang diri tanpa membawa suatu akhlak yang baik..

Haruskah aku beranjak..??
Fikiranku terkadang memainkan agar aku pergi dan merelakan saja..
Namun, Jauh di dasar hati yang paling dalam, masih ingin ku berdiri dan menunggu. . entah sampai kapan itu lamanya..




To : OppaR”