Dari tulisan sebelumnya dalam “pelajaran yang berharga”, aku menceritakan
bagaimana aku menjalani sebuah keadaan yang mungkin hanya segelintir anak yang
merasakan keadaan sepertiku.
Flash back to my memory...
Waktu itu, aku masih
sedikit galau tentang keadaan yang ada. Namun, aku berusaha tuk tetap berjuang
untuk menuntaskan masa SMA’ku dengan baik dan kuharap dapat nilai yang
memuaskan. Ku kesampingkan masalahku-masalahku yang lain, dan aku lebih fokus
tuk proses pembelajaranku. Mengingat UNAS kurang 3 bulan lagi.
Saat itu, ibuku
menyuruhku untuk mengikuti lembaga bibimbingan belajar (LBB), aku pun
mengiyakan perintahnya. Dan lalu, ibuku mendaftarkanku pada salah satu Lembaga
Bimbingan Belajar yang lumayan terkemuka di kotaku, yakni lembaga bimbingan belajar
SSC. Di tempat itu, aku menemui banyak teman-teman baru. Dari pengalamanku
sebelumnya, aku telah banyak belajar. Mungkin, aku tergolong anak yang pendiam,
udah gitu pemalu pula. Terkadang, hal itu yang membuatku menjadi sedikit berjarak
dengan teman sekitar. Namun, aku berusaha tuk bisa menjadi anak yang loyal. Alhasil,
sedikit demi sedikit, aku bisa merubah sikap yang buruk bagiku.
Selama belajar di SSC,
banyak sekali ilmu yang bisa aku terima. Selain tempatnya yang nyaman, para
tentornyapun ramah-ramah semua. Gak nyangka, salah satu tentor yang ada di SSC
itu adalah Miss yang pernah mengajariku les privat bhasa inggris saat aku duduk
di bangku kelas 2-5 SD. Miss Ririn Namanya. Dunia emang selebar daun kelor. Yaa,,,
gimana gak selebar daun Kelor. Dlu saat aku kelas 5,Miss Ririn udah mo wisudah.
Dan saat stelah wisudah, seolah kami kehilangan sosok Miss Ririn. Akhirnya,
Guru Prifatku harus diganti, tetapi aku tak bisa menyatu dengan guru prifat
baruku itu. Yaah, selain menimba ilmu d SSC aku juga bisa dikatakan temu kangen
dengan Miss Ririn. :)
Waaaw, waktu nunjukin
udah jam 14.40. banku saat itu bocor. Alamat telat banget ini, mana 10 menit lagi
kelas bimbingan udah dimulai. Saat itu, aku pengen nangis. Aku pengen teriak. Salahku
juga mandi terlalu lama dan selalu mengulur-ngulur waktu. “sifat Negatifku
Lainnya yang harus aku rubah juga”. Aku memang tak ingin menelfon atau
merepotkan orng rumah. Karna aku ingin menjadi ank yang mandiri. Disamping itu
rasa takut dimarain juga ada, pasti kalo aku telfon rumah, yang ada ibu malah
memarahiku karna tak bisa mengatur waktu dengan baik. Akhirnya aku tinggalkan
saja sepedaku di tukang tambal ban itu, untungnya jarak antara tukang tambal
ban dengan LBB SSC, tidah terlalu jauh. Yah, jika jalan kaki membutuhkan waktu
sekitar 10 menit. Pas lah, meski ku akan telat-telat dikit. Aku pun berjalan “1000
langkah”. Sesampainya di SSC, aku sedikit lelah. Dan tak ku hiraukan lelahku
itu. Aku langsung menuju kelasku. Pintu sudah ditutup. Bismillah, aku buka
pintu dengan ekstra hati-hati. Saat ku membuka pintu, aku melihat sosok anak
muda yang duduk di depan sendiri. Gak tau napa, saat itu jantungku berdebar
bukan main. Dan anak itupun ngeliat juga ke arahku. Belum puas aku melihat anak
itu, tiba-tiba tentor yang sedang asik menulis di papan tulis, langsung
menggertak dan aku sontak kaget.tatapanku terhadap pemuda itupun seketika buyar.
Ternyata tentor yang giliran mengajar yakni Miss Ririn, jadi aku sedikit agak
tenang, karena aku bisa masuk tanpa sunkan untuk dimarahin. Hehee
Aku memilih tempat duduk
yang berada agak jauh di belakang. Karena memang tempat yang kosong hanya
tinggal di bagian agak kebelakang. Miss ririn kembali mencatat di papan tulis,
da aku mengeluarkan buku catatanku + bolpoint. Tapi, aku masih sedikit aneh
dengan perasaanku waktu itu. Aku sekilas melihat kembai pemuda yang tadi. Dan dia
juga menoleh ke arahku. Ah,, apa ini. Udah ah, aku kesini untuk belajar. Tak ada
yang lainnya. Banyak anak baru yang hadir saat itu. Salah satunya pemuda itu. Pantas
saja aku baru melihatnya hari ini. Tanpa tegor sapa ataupun kenalan, itu juga
tak masuk daftarku. Aku menganggap ini tak penting. Ya, namun terkadang ada rasa
kepikiran.
Tak terasa UNAS udah
kurang 2 minggu. Lembaga bimbingan memberi materi yang sangat dengan ekstra,
dan percobaan soal-soal yang dirasa hampir setiap hari. Setelah kurang 1
minggu, Lembaga memberikan masa istirahat untuk kami belajar sendiri,
menenangkan hati & fikitan, dan memantapkan agar kita benar-benar siap
menghadapi UNAS.
Dalam bidang ecsac,
sebenarnya aku sedikit g faham. Tapi telat banget deh nyadarnya. Karena ini
memang bukan pilihan. Orang tualah yang menyuruhku untuk memilih bidang ecsac. Saat
menghadapi ujian, rasa deg-degan itu selalu ada. Tapi setiap kali ku awali
dengan bacaan Bismillah, rasa gugup itu berangsuk-angsur berkurang, yang ada
hanyalah keyakinanku saja. Kimia. Yah, pada hari itu, pelajaran kimia yang
diujikan. Aku masih ingat, guru yang mengajarku adalah pak Slamet. Beliau
adalah orang yang memiliki salah satu rumah makan, yakni RM Kalasan yang sangat
digemari oleh masyarakat bertempat tinggal di sekitar jalan jawa, terutama para
mahsiswa yang kostnya nggak jauh dari RM Kalasan. Harganyapun Terjangkau. Lho
kok malah Promosi ini ceritanya... back to pelajaran Kimia lagi. Yah, waktu itu
aku memang tak faham sama sekali tentang tingkatan atom lah, apalah, tapi
sedikit demi sedikit aku terus belajar, dan dalam proses pengerjaan ujian, aku
sedikit lumayan lancar.
Waktu untuk ujian
Unaspun selesai. Tinggal ku menunggu saja nilai yang akan keluar. Do’aku lebih
semakin ku pertingkatkan lagi. Aku hanya takut pada nilai UNAS kimia itu. Dan tiba
pengumuman penilaian, aku sontak KAGET.. whaat...??!!! nilai Kimiaku kumlot.
10,00. Berarti ga ada yang salah klo begitu. Aku masih ga nyangka dan habis
pikir. Karna yang mendapatkan nilai kimia 10,00 di SMA’ku ada 3 anak. Dan salah
satunya aku. woow..woow.. marbless... :)
Pak Selametpun juga ga
habis pikir, ternyata aku bisa mengerjakan soal-soal yang lumayan susah itu. Dari
situ, aku mendapat pelajaran banyak sekali. Walaupun awalnya aku g bisa. Dan sama
sekali gak bisa, namun kalo ada rasa keyakinan, aku mau terus berusaha, dan
selalu meminta pertolongan Allah, maka yang ku tuai adalah rasa gak nyangka dan
bahagia. :)
“kita sebagai manusia hanya cukup berusaha dan turus berusaha, dan dangan
diimbangi do’a juga, maka apa yang kita inginkan, walau itu dirasa tak mungkin,
namun keyakinan tetap ada, maka Allah akan memberi apa yang kita inginkan” :)
Satu lagi yang membuatku
juga seneng. Dengan adanya nilaiku yang bagus itu, setiap kali aku membeli
makan entah itu bersama temanku/ keluargaku di Kalasan, jika saat yang menjaga
kasir adalah pak selamet, selalu saja beliau mengatakan “lho ini anak yang g
bisa kimia, tapi nilai UNASnya bisa kumlot”. Yaaah, pak slamet yang diingat
dariku Cuma karna aku g bisa kimia, tapi nilai bisa kumlot. Huuft, malu sih kalo
aku lagi beli makan ma temenku. Tp tak apalah, setidaknya dengan 1 peristiwa
itu, pak slamet yang sifat pelupanya beliau lumayan tinggi, jadi g lupa ma
aku.. hehee..
Terima kasih Kawan atas waktunya,
smoga nggak bosan-bosannya kalian membuka dan membaca blog'ku :)
kisah-kisahku selanjutnya, akan aku tulis lagi dalan Kertas Usangku lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar