Halaman

Sabtu, 03 November 2012

perjuanganku, hasil terbaikku


Dari tulisan sebelumnya dalam “pelajaran yang berharga”, aku menceritakan bagaimana aku menjalani sebuah keadaan yang mungkin hanya segelintir anak yang merasakan keadaan sepertiku.
Flash back to my memory...
            Waktu itu, aku masih sedikit galau tentang keadaan yang ada. Namun, aku berusaha tuk tetap berjuang untuk menuntaskan masa SMA’ku dengan baik dan kuharap dapat nilai yang memuaskan. Ku kesampingkan masalahku-masalahku yang lain, dan aku lebih fokus tuk proses pembelajaranku. Mengingat UNAS kurang 3 bulan lagi.
            Saat itu, ibuku menyuruhku untuk mengikuti lembaga bibimbingan belajar (LBB), aku pun mengiyakan perintahnya. Dan lalu, ibuku mendaftarkanku pada salah satu Lembaga Bimbingan Belajar yang lumayan terkemuka di kotaku, yakni lembaga bimbingan belajar SSC. Di tempat itu, aku menemui banyak teman-teman baru. Dari pengalamanku sebelumnya, aku telah banyak belajar. Mungkin, aku tergolong anak yang pendiam, udah gitu pemalu pula. Terkadang, hal itu yang membuatku menjadi sedikit berjarak dengan teman sekitar. Namun, aku berusaha tuk bisa menjadi anak yang loyal. Alhasil, sedikit demi sedikit, aku bisa merubah sikap yang buruk bagiku.
            Selama belajar di SSC, banyak sekali ilmu yang bisa aku terima. Selain tempatnya yang nyaman, para tentornyapun ramah-ramah semua. Gak nyangka, salah satu tentor yang ada di SSC itu adalah Miss yang pernah mengajariku les privat bhasa inggris saat aku duduk di bangku kelas 2-5 SD. Miss Ririn Namanya. Dunia emang selebar daun kelor. Yaa,,, gimana gak selebar daun Kelor. Dlu saat aku kelas 5,Miss Ririn udah mo wisudah. Dan saat stelah wisudah, seolah kami kehilangan sosok Miss Ririn. Akhirnya, Guru Prifatku harus diganti, tetapi aku tak bisa menyatu dengan guru prifat baruku itu. Yaah, selain menimba ilmu d SSC aku juga bisa dikatakan temu kangen dengan Miss Ririn. :)
            Waaaw, waktu nunjukin udah jam 14.40. banku saat itu bocor. Alamat telat banget ini, mana 10 menit lagi kelas bimbingan udah dimulai. Saat itu, aku pengen nangis. Aku pengen teriak. Salahku juga mandi terlalu lama dan selalu mengulur-ngulur waktu. “sifat Negatifku Lainnya yang harus aku rubah juga”. Aku memang tak ingin menelfon atau merepotkan orng rumah. Karna aku ingin menjadi ank yang mandiri. Disamping itu rasa takut dimarain juga ada, pasti kalo aku telfon rumah, yang ada ibu malah memarahiku karna tak bisa mengatur waktu dengan baik. Akhirnya aku tinggalkan saja sepedaku di tukang tambal ban itu, untungnya jarak antara tukang tambal ban dengan LBB SSC, tidah terlalu jauh. Yah, jika jalan kaki membutuhkan waktu sekitar 10 menit. Pas lah, meski ku akan telat-telat dikit. Aku pun berjalan “1000 langkah”. Sesampainya di SSC, aku sedikit lelah. Dan tak ku hiraukan lelahku itu. Aku langsung menuju kelasku. Pintu sudah ditutup. Bismillah, aku buka pintu dengan ekstra hati-hati. Saat ku membuka pintu, aku melihat sosok anak muda yang duduk di depan sendiri. Gak tau napa, saat itu jantungku berdebar bukan main. Dan anak itupun ngeliat juga ke arahku. Belum puas aku melihat anak itu, tiba-tiba tentor yang sedang asik menulis di papan tulis, langsung menggertak dan aku sontak kaget.tatapanku terhadap pemuda itupun seketika buyar. Ternyata tentor yang giliran mengajar yakni Miss Ririn, jadi aku sedikit agak tenang, karena aku bisa masuk tanpa sunkan untuk dimarahin. Hehee
            Aku memilih tempat duduk yang berada agak jauh di belakang. Karena memang tempat yang kosong hanya tinggal di bagian agak kebelakang. Miss ririn kembali mencatat di papan tulis, da aku mengeluarkan buku catatanku + bolpoint. Tapi, aku masih sedikit aneh dengan perasaanku waktu itu. Aku sekilas melihat kembai pemuda yang tadi. Dan dia juga menoleh ke arahku. Ah,, apa ini. Udah ah, aku kesini untuk belajar. Tak ada yang lainnya. Banyak anak baru yang hadir saat itu. Salah satunya pemuda itu. Pantas saja aku baru melihatnya hari ini. Tanpa tegor sapa ataupun kenalan, itu juga tak masuk daftarku. Aku menganggap ini tak penting. Ya, namun terkadang ada rasa kepikiran.
            Tak terasa UNAS udah kurang 2 minggu. Lembaga bimbingan memberi materi yang sangat dengan ekstra, dan percobaan soal-soal yang dirasa hampir setiap hari. Setelah kurang 1 minggu, Lembaga memberikan masa istirahat untuk kami belajar sendiri, menenangkan hati & fikitan, dan memantapkan agar kita benar-benar siap menghadapi UNAS.
            Dalam bidang ecsac, sebenarnya aku sedikit g faham. Tapi telat banget deh nyadarnya. Karena ini memang bukan pilihan. Orang tualah yang menyuruhku untuk memilih bidang ecsac. Saat menghadapi ujian, rasa deg-degan itu selalu ada. Tapi setiap kali ku awali dengan bacaan Bismillah, rasa gugup itu berangsuk-angsur berkurang, yang ada hanyalah keyakinanku saja. Kimia. Yah, pada hari itu, pelajaran kimia yang diujikan. Aku masih ingat, guru yang mengajarku adalah pak Slamet. Beliau adalah orang yang memiliki salah satu rumah makan, yakni RM Kalasan yang sangat digemari oleh masyarakat bertempat tinggal di sekitar jalan jawa, terutama para mahsiswa yang kostnya nggak jauh dari RM Kalasan. Harganyapun Terjangkau. Lho kok malah Promosi ini ceritanya... back to pelajaran Kimia lagi. Yah, waktu itu aku memang tak faham sama sekali tentang tingkatan atom lah, apalah, tapi sedikit demi sedikit aku terus belajar, dan dalam proses pengerjaan ujian, aku sedikit lumayan lancar.
            Waktu untuk ujian Unaspun selesai. Tinggal ku menunggu saja nilai yang akan keluar. Do’aku lebih semakin ku pertingkatkan lagi. Aku hanya takut pada nilai UNAS kimia itu. Dan tiba pengumuman penilaian, aku sontak KAGET.. whaat...??!!! nilai Kimiaku kumlot. 10,00. Berarti ga ada yang salah klo begitu. Aku masih ga nyangka dan habis pikir. Karna yang mendapatkan nilai kimia 10,00 di SMA’ku ada 3 anak. Dan salah satunya aku. woow..woow.. marbless... :)
            Pak Selametpun juga ga habis pikir, ternyata aku bisa mengerjakan soal-soal yang lumayan susah itu. Dari situ, aku mendapat pelajaran banyak sekali. Walaupun awalnya aku g bisa. Dan sama sekali gak bisa, namun kalo ada rasa keyakinan, aku mau terus berusaha, dan selalu meminta pertolongan Allah, maka yang ku tuai adalah rasa gak nyangka dan bahagia. :)
“kita sebagai manusia hanya cukup berusaha dan turus berusaha, dan dangan diimbangi do’a juga, maka apa yang kita inginkan, walau itu dirasa tak mungkin, namun keyakinan tetap ada, maka Allah akan memberi apa yang kita inginkan” :)
            Satu lagi yang membuatku juga seneng. Dengan adanya nilaiku yang bagus itu, setiap kali aku membeli makan entah itu bersama temanku/ keluargaku di Kalasan, jika saat yang menjaga kasir adalah pak selamet, selalu saja beliau mengatakan “lho ini anak yang g bisa kimia, tapi nilai UNASnya bisa kumlot”. Yaaah, pak slamet yang diingat dariku Cuma karna aku g bisa kimia, tapi nilai bisa kumlot. Huuft, malu sih kalo aku lagi beli makan ma temenku. Tp tak apalah, setidaknya dengan 1 peristiwa itu, pak slamet yang sifat pelupanya beliau lumayan tinggi, jadi g lupa ma aku.. hehee..


Terima kasih Kawan atas waktunya, 
smoga nggak bosan-bosannya kalian membuka dan membaca blog'ku :) 
kisah-kisahku selanjutnya, akan aku tulis lagi dalan Kertas Usangku lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar